Mengenal Lebih Dekat Polusi di Kawasan Perkotaan
Polusi, terutama di kawasan perkotaan, menjadi isu yang kerap diangkat. Berbagai aktifitas manusia, seperti pembangunan infrastruktur, konsumsi energi, dan transportasi, menjadi pemicu utama polusi. “Pada dasarnya, polusi di kota besar didominasi oleh polusi udara dan polusi suara,” kata Dr. Adi Riyanto, ahli lingkungan dari Universitas Indonesia. Polusi udara berpengaruh besar pada kualitas hidup manusia dan ekosistem alam.
Selain itu, polusi suara juga menjadi isu serius. Kebisingan dari lalu lintas dan aktivitas manusia lainnya mampu mengganggu keseimbangan ekosistem. Menurut studi yang diterbitkan oleh Journal of Urban Ecology, kebisingan di kota dapat merusak habitat hewan dan menyebabkan stres pada mereka.
Dampak Polusi terhadap Ekosistem Alam di Daerah Urban
Dampak polusi di kawasan perkotaan terhadap ekosistem alam tidak bisa diremehkan. Polusi udara berkontribusi terhadap perubahan iklim, yang berdampak pada pergeseran pola cuaca dan musim. Ini, pada gilirannya, dapat mempengaruhi siklus hidup spesies tertentu.
"Polusi udara menyebabkan penurunan kualitas udara yang mempengaruhi kesehatan hewan dan tumbuhan," ungkap Dr. Adi Riyanto. Akumulasi polutan di udara bisa merusak fungsi paru-paru hewan dan proses fotosintesis pada tumbuhan.
Sementara itu, polusi suara di daerah urban juga berdampak buruk pada fauna kota. Hewan, terutama yang bergantung pada suara untuk berkomunikasi dan mencari makanan, terganggu oleh kebisingan. Dalam studi yang sama, Journal of Urban Ecology menemukan bahwa burung di daerah perkotaan harus menyesuaikan suaranya agar dapat didengar di tengah kebisingan.
Bukan hanya hewan, tumbuhan pun terkena imbasnya. Polusi suara mampu mengganggu polinasi, proses vital bagi kelangsungan hidup tanaman. Studi dari Universitas Bristol menunjukkan bahwa serangga penyerbuk, seperti lebah, bisa terganggu oleh kebisingan.
Tentunya, solusi integratif diperlukan untuk mengatasi polusi di daerah perkotaan. Kombinasi antara kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dapat membantu mengurangi polusi dan memulihkan keseimbangan ekosistem alam. Kesadaran bahwa kita adalah bagian dari ekosistem alam adalah langkah awal untuk menjaga kelestarian lingkungan.