Pengaruh Polusi Pertanian terhadap Kualitas Tanah di Indonesia
Indonesia dengan luas lahan pertanian yang melimpah, tak terlepas dari polusi pertanian. Ini bukan sekadar angin lalu, tetapi masalah nyata yang menuntut tindakan serius. “Polusi pertanian sangat mempengaruhi kesehatan tanah,” ungkap Dr. Asep Saefuddin, pakar tanah dari Institut Pertanian Bogor.
Polusi pertanian mencakup penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebih, pembakaran jerami padi, dan penanaman monokultur. Semua ini berkontribusi pada penurunan kualitas tanah. Menurut Dr. Asep, kandungan bahan organik tanah Indonesia rata-rata hanya 1-2%, jauh di bawah standar ideal 5%. Ini merupakan indikasi langsung dari tingginya polusi pertanian.
"Pestisida dan pupuk kimia dapat merusak mikroorganisme tanah, yang berfungsi untuk memproses bahan organik dan nutrisi tanaman," jelas Dr. Asep. Hal ini berdampak pada penurunan kesuburan tanah, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas lahan pertanian. Selain itu, polusi pertanian juga berpotensi meningkatkan erosi dan degradasi tanah.
Dampak Polusi Pertanian terhadap Kualitas Air di Indonesia
Polusi pertanian bukan hanya merusak tanah, tapi juga air. Limpahan pupuk dan pestisida berlebih tidak hanya meresap ke dalam tanah, tapi juga mengalir ke sumber air. Dampaknya terasa oleh masyarakat sekitar, terutama yang mengandalkan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
“Air yang terkontaminasi oleh polusi pertanian dapat berdampak pada kesehatan manusia,” kata Yuyun Ismawati, aktivis lingkungan dan penasihat senior di BaliFokus Foundation. Menurutnya, air yang terkontaminasi pestisida dan pupuk kimia berisiko menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan saluran pencernaan hingga kanker.
Tak hanya itu, polusi pertanian juga berdampak pada ekosistem air. Yuyun menjelaskan, "Pupuk dan pestisida dapat merusak ekosistem sungai dan danau, menghancurkan habitat ikan dan spesies air lainnya." Bagai pepatah, "serasa dikasih hati minta jantung," solusi terhadap masalah ini bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
Secara umum, polusi pertanian di Indonesia memberikan dampak negatif pada kualitas tanah dan air. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan paradigma dalam pengelolaan pertanian. Misalnya, menerapkan pertanian organik dan integrasi pertanian-peternakan. Seperti kata Benjamin Franklin, "an ounce of prevention is worth a pound of cure". Pencegahan lebih baik daripada mengobati, bukan?